Photobucket
JANGAN KAPOK - KAPOK EA GAN,,,BUAT MAMPIR KE BLOG ANE LAGI

Senin, 27 Februari 2012

Alarm Mobil



Maraknya percurian mobil akhir-akhir ini menjadikan kita sebagai pemilik mobil merasa was-was. Untuk itu kita harus selalu waspada dan jaga-jaga dengan segala kondisi yang mungkin akan terjadi. Tidak ada salahnya jika kita melengkapi mobil kita dengan alarm mobil.
Dengan alarm mobil kita harapkan mobil kita bisa aman dari pencurian dan kita tidak usah kuatir dengan aki mobil kita yang cepat habis dengan pemakaian alarm. Anggapan dengan penggunaan alarm mengakibatkan aki mobil tekor sebetulnya adalah kesalahan yang jarang terjadi dari pemasangan alarm.
Pemakaian arus listrik pada saat alarm sedang aktif (stand by) adalah tidak lebih besar dari jam digital pada mobil itu sendiri yaitu sekitar 0,06A yang mana bila ditinggal dalam waktu yang cukup lama (misalnya 1 minggu) tidak akan memboroskan / membuat aki mobil tekor.
Aki menjadi boros bisa disebabkan alarm terlalu sering berbunyi, atau sirine selalu sering dibunyikan dalam waktu yang lama, karena jika hal ini terjadi memang sudah pasti dapat memboroskan pemakaian arus listrik pada aki mobil
saat pemasanganpun kita harus hati-hati, pilih bengkel mobil yang kompeten dalam pemasangan alarm mobil tersebut. Karena kesalahan dalam pemasangan alarm mobil bisa menyebabkan kabel konslet. Untuk alarm, jika pengerjaan dan pemasangan yang benar dan mengikuti petunjuk yang diberikan oleh pabrik dan penggunaan ukuran kabel yang tepat maka hal tersebut dapat di hindari.
Yang perlu diingat juga saat pemasangan sensor-sensor pada beberapa jenis mobil, usahakan pemasangan sensor tersebut diletakkan pada tempat yang tersembuyi dan terlindungi dari air maupun benturan-benturan yang keras.
Kalaupun terjadi permasalahan pada mobil yang dipasangi alarm, hendaknya permasalah itu di lihat kerusakannya karena walaupun alarm dipasang pada mobil tetapi menggunakan sistem pemasangan tersendiri dan hanya mengambil sedikit arus sebagai sarana input dan outputnya.
Jadi anggapan bahwa pemasangan alarm mobil bisa membuat aki mobil tekor tidak selama benar asalkan pemasangan dan instalasi kelistrikannya benar dan tidak terdapat korsleting.

Jumat, 17 Februari 2012

Bahaya ABS (anti-lock braking system)

Awalnya ABS (anti-lock braking system) dikembangkan untuk pesawat terbang. Pionirnya, Maxarest buatan Dunlop pada era 50-an. Seluruhnya mekanis dan pernah diadopsi segelintir mobil pada 60-an, seperti Ferguson P99 (sport car), Jensen FF dan Ford Zodiac (experimental). Untuk ukuran mobil, ABS mekanis ini terlalu mahal dan tidak tahan banting.
Bosch, yang sudah meriset teknologi ABS sejak 1930-an mulai memproduksi sistem elektronik pada 1978. Mercedes-Benz termasuk yang pertamakali menggunakannya. Kini ABS nyaris jadi perangkan standar di semua model apapun mereknya, bahkan merambah ke sepeda motor.
Pada umumnya ABS terdiri dari sensor kecepatan putaran roda (sensor), unit kontrol hidrolik (HCU) dan unit kontrol elektronik (ECU). Saat pengereman, sensor memonitor kecepatan putaran masing-masing roda dan meneruskan informasi itu pada ECU. Bila ECU merasa satu roda berputar lebih lambat dari lainnya (tahap awal sebelum roda terkunci), ECU memerintahkan solenoid valves pada HCU untuk membuka agar tekanan hidrolis ke rem berkurang hingga kecepatan rotas ban tersebut sama dengan lainnya. Saat gejala terkunci terdeteksi lagi, maka proses diatas terulang lagi, demikian seterusnya.
Ada dua tipe ABS, 3-channel ABS dan 4-channel ABS. 3-channel ABS bekerja di kedua roda depan plus roda belakang sebagai satu kesatuan, meskipun sensor tetap dipasang pada empat roda. Sistem ini lebih sederhana dan murah namun safety dan control-nya kalah dari 4-channel ABS. Pada sistem ini, ABS bekerja pada empa roda. Roda yang terkunci dapat dikontrol dan dicegah pada masing-masing roda. Safety dan control lebih baik. 3-channel ABS sudah jarang dipakai dan di Indonesia umumnya menggunakan 4-channel ABS.
Jadi pada dasarnya ABS itu dirancang agar pengemudi tetap bisa mengendalikan kendaraanya saat ngerem mendadak karena tidak mungkin mobil selip gara-gara roda terkunci. Dengan demikian, pada keadaan panik, pengemudi bisa menekan pedal rem sedalam-dalam-nya untuk mengerem maksimal tanpa khawatir mobil terkunci.
Menurut Teddy Irawan, deputy director National Sales & promotion Nissan Motor Indonesia, ABS juga memperpendek jarak pengereman. “Karena pengereman paling efektif terjadi adalah apabila kita bisa melakukan pengereman sampai roda hampir mengunci, artinya hal ini sangat susah dilakukan secara manual, makanya diciptakan ABS,” katanya. Hal senada juga diungkapkan Anto Nurdiyanto, Deputy Director Product Management, PT DaimlerChrysler Indonesia dan Pradipto Sugondo, Developtment divison PT Astra Daihatsu Motor.
Pendapat berbeda diungkapkan Rahmad Basuki, product planning manager Toyota Astra Motor. “ABS akan mempengaruhi jarak pengereman terutama pada jalan yang licin (saat terjadi slip) atau saat panic brake, ” katanya. “Pada kondisi pengereman normal sebenarnya jarak pengereman tidak di pengaruhi oleh ABS tapi yang lebih berpengaruh adalah mekanisme atau setting dari system Brake itu sediri ,seperti besarnya disc/drum brake,” katanya lagi.
Namun pada permukaan gravel, pasir atau salju ABS justru memperpanjang jarak pengereman. Pada jenis permukaan ini, ban yang terkunci cenderung akan terbenam dan menghentikan mobil dengan cepat. ABS mencegah hal itu sehingga memperpanjang jarak pengereman. Karena itu, pada kendaraan off-road yang menjelajah permukaan pasir, gravel/salju, penggunaan ABS justru tidak disarankan.
Apakah ABS mengurangi kecelakaan? Meskipun menujukkan hasil luarbiasa di lintasan uji, ternyata tidak ada bukti ABS bisa mengurangi angka kecelakaan di jalan raya secara signifikan. DI USA, data 1994 Highway Loss Data Institute yang dikutip IIHS (Insurance Institute for Highway Safety) menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan kecelakaan antara mobil ber-ABS dan tidak. Survei serupa pada 1997 dan update 2001 menunjukkan hasil serupa.
Mengapa bisa begitu? Tidak ada yang tahu pasti. Alasan yang mungkin adalah pengemudi menjadi lebih ‘liar’ karena yakin ABS bisa mengehentikan lebih cepat. Kemungkinan lain adalah gagal menggunakan ABS secara efektif dan minimnya pengalaman pengemudi menghadapi kondisi kehilangan kontrol kendaraannya.
Dari survei di ketahui ternyata banyak penggemudi yang tetap memompa/mengocok rem pada panic brake padahal mobilnya sudah dilengkapi ABS. Seharusnya tekan saja karena ABS akan bekerja bila mendeteksi gejala slip/roda terkunci. Tanda ABS bekerja dapat dirasakan seperti adanya getaran pada pedal rem. Pengemudi tidak boleh melepaskan tekanan pedal rem bila merasakan hal itu. Tetap mengerem sambil mengontrol laju mobil.
Ban yang terkunci akan tergelincir karena kehilangan friksi dengan jalan dan tidak mungkin dikemudikan menghindari penghalang/objek. Jadi meskipun anda bisa memutar kemudi dan roda juga berbelok, namun arah mobil yang tergelincir tetap tidak berubah.
Bila ABS tidak bekerja sempurna, sistem dalam mobil akan menginformasikan pada pengemudi lewat lampu yang menyala.

Rabu, 15 Februari 2012

10 Cara Menghemat Konsumsi BBM

Ada banyak faktor yang mempengaruhi konsumsi bbm mobil. Seperti kapasitas mesin, transmisi, bobot kendaraan dan tekanan ban. Selain itu, tingkat kepadatan lalu lintas, pola mengemudi dan kondisi mobil pun turut memberi pengaruh.
Lalu bagaimana cara menghemat konsumsi bbm sekaligus memperpanjang jarak tempuh mobil? Anda bisa menghemat konsumsi bbm mobil Anda dengan 10 cara ini.

1. Menjaga putaran mesin

Umumnya, torsi maksimum mesin berada pada 2.500-3.500 rpm. Lakukan perpindahan gigi pada rentang putaran mesin itu. Jika putaran mesin terlalu tinggi, maka suplai bensin akan makin banyak. Sedang jika terlalu rendah, butuh injakan pedal gas yang lebih dalam untuk menambah kecepatan.

2. Gunakan AC dengan bijak

Menggunakan AC memberi beban besar pada mesin yang dapat meningkatkan konsumsi bbm. Non-aktifkan AC jika udara luar cukup untuk menyejukan kabin mobil. Pada cuaca panas, parkirlah mobil di tempat yang teduh. Ketika ingin mengemudi lagi, bukalah semua kaca untuk mengeluarkan udara panas dari kabin. Sehingga dapat mengurangi kerja AC untuk mendinginkan kabin.

3. Hindari akselerasi dan pengereman mendadak

Berakselerasi atau melaju dengan konstan membuat suplai bahan bakar juga konstan. Akselerasi mendadak dapat membuat ECU memerintahkan untuk menyuplai bensin hingga maksimal. Sedangkan mengerem secara berlebihan memaksa Anda untuk menekan gas lebih dalam untuk memperoleh kecepatan semula. Injak pedal gas dengan halus serta perhitungkan jarak pengereman yang memadai.

4. Cermati tekanan dan keselarasan ban

Kurangnya tekanan ban jelas berbahaya. Kondisi itu dapat menambah hambatan untuk melaju. Untuk mencapai kecepatan tertentu, mesin bekerja lebih keras ketimbang normal yang membutuhkan lebih banyak bbm. Juga dapat meningkatkan keausan ban yang tidak merata. Keselerasan ban, keausan bearing roda dan rem yang menyangkut dapat menambah konsumsi bbm 10%.

5. Servis mobil secara berkala

Saringan udara dan oli kotor, busi yang sudah aus, oli mesin lama tidak diganti, knalpot bocor dan masalah pada sistem kontrol emisi dapat meningkatkan konsumsi bbm. Lakukan servis berkala untuk mengurangi hambatan ini. Lebih baik lagi jika servis itu dilakukan sebelum mencapai jarak tempuh yang telah ditentukan.

6. Pakai bbm dengan oktan sesuai

Banyak mesin mobil yang dapat bekerja baik dengan bahan bakar bernilai oktan yang lebih rendah dari rekomendasi pabrik. Kecuali jika terdengar knocking.  Tapi performa mesin maupun konsumsi bbm akan membaik saat menggunakan bbm dengan oktan sesuai rekomendasi pabrikan.

7. Kurangi beban

Jangan gunakan bagasi mobil sebagai lemari kedua Anda. Atau Anda selalu membawa banyak barang dan aksesori berat yang tidak dibutuhkan pada perjalanan Anda hari itu. Penambahan beban ini membuat mesin bekerja lebih berat dari kondisi normal. Pasalnya, Anda harus menginjak pedal gas lebih dalam untuk memperoleh kecepatan.

8. Hindari macet

Kondisi stop and go  begitu cepat mengurangi isi tangki bbm mobil Anda. Sebisa mungkin hindari jam-jam sibuk untuk menghindari macet. Hindari pula membiarkan mesin idle  untuk waktu yang lama, seperti menyalakan mesin ketika menunggu. Karena kondisi itu membutuhkan lebih banyak bbm ketimbang mematikan dan menyalakan mesin lagi.

9. Rencanakan rute perjalanan

Menentukan rute perjalanan yang efektif dan terhindar dari macet memang membutuhkan pengalaman Anda. Hindari jalan macet yang pernah Anda lewati di waktu lampau. Menggunakan peta dan GPS akan memudahkan Anda menentukan rute perjalanan. Jika ingin singgah beberapa kali, upayakan agar rutenya tetap satu poros.

10. Mengemudi smart

Mengurangi kecepatan yang biasa Anda gunakan dapat menghemat bbm. Melaju pada kecepatan 100 km/jam menggunakan bbm sekitar 15% lebih banyak ketimbang melaju pada 80 km/jam. Menggunakan fitur cruise control di jalan bebas hambatan atau mengaktifkan overdrive untuk transmisi otomatis, membuat ECU mesin memerintahkan suplai bbm pada mode ekonomis.